share your destination!

SENDANGSONO




Di perbukitan Menoreh, desa Banjaroyo, Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta, terdapat sebuah tempat ziarah Gua Maria bernama Sendangsono. Tempat tersebut bisa dicapai dengan melewati jalur utama yang menghubungkan Yogyakarta dengan Magelang lalu belok ke kiri setelah  pasar Muntilan. Di  daerah Bendo, jalanan menjadi tidak begitu lebar dan naik turun.  Perjalanan dapat ditempuh sekitar 45 menit jika menggunakan kendaraan bermotor.




Saat itu kebetulan hari Minggu. Peziarah yang datang lebih banyak dari biasanya. Beberapa kelompok peziarah melakukan jalan salib. Ada juga yang sedang menyalakan lilin dan menuliskan permohonan di secarik kertas yang kemudian dimasukan ke dalam pot pembakaran surat, lalu berdivosi di depan patung Bunda Maria yang merupakan pemberian dari Ratu Spanyol. Para peziarah yang lain juga terlihat sedang membasuh muka dengan air sendang.  Juga ada beberapa yang membawa pulang air sendang yang dipercaya dapat mendatangkan berkah dan kesembuhan tersebut.


Dinamai Sendangsono karena terdapat mata air di antara dua pohon sono. Karena adanya mata air tersebut, pada awalnya Sendangsono dijadikan tempat peristirahatan para pejalan kaki dari Kecamatan Borobudur ke Kecematan Boro dan sebaliknya. Pada 14 Desember 1904, air sendang digunakan Romo van Lith untuk membaptis 171 warga setempat.
Karena keindahan arsitekturnya, pada tahun 1991 Sendangsono diganjar penghargaan oleh Ikatan Arsitek Indonesia untuk kategori bangunan khusus.



Sebelum pulang, ada baiknya untuk mampir ke kios-kios yang menjual oleh-oleh dan perlengkapan ibadah.
            Rasa ingin kembali ke Sendangsono selalu ada saat melangkahkan kaki pulang.

Text and Photo By : 
Partigor Daud Pangeran Sihombing
Twitter        : @daudsihombing
Tumblr        : http://tpobpahc.tumblr.com/
Wordpress   : http://daudsihombing.wordpress.com/


1 komentar:

 

FIND YOUR DESTINATION

CARI TEMPAT LAINNYA

TRAVEL BLOGGERS

VISIT INDONESIA

BACKPACKER INDONESIA

TRAVELINK

TRAVELINK berawal dari seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang menekuni hobi fotografi sejak awal kuliah dan memutuskan untuk membuat satu wadah untuk berbagi tentang apa yang dia lihat dan alami di tiap jalan-jalannya.
Seiring berjalannya waktu, TRAVELINK melebarkan media melalui twitter @jalanteruus untuk keperluan informasi cepat dan untuk mendapatkan informasi yang lebih kompleks TRAVELINK bertransformasi menjadi open website, dimana semua traveler bisa menulis dan berbagi cerita seru tentang perjalanannya menemukan sebuah destinasi wisata.
-Rahmat Budiman-

TRAVELINK team :